Semua foto dan gambar yg ada di halaman blog ini dicolong dari arsip temen2 sendiri dan sumber2 yg nggak dikenal. Yang ngerasa punya hak cipta untuk itu, silahkan hubungi saya. Tuntutan kalian akan langsung masuk WC.

Selasa, 26 Mei 2009

LOBANG

Seumur hidup baru kali ini saya mengalami yg namanya berak darah.

Tadinya saya nggak ngeh kalo darah yg mengucur itu berasal dari anus. Seperti biasa, ritual harian saya [dan kalian lah pastinya] adalah buang hajat. Kemarin lusa saya sedikit kesulitan [susah keluar] dan kesakitan waktu buang hajat, kemarin juga begitu walau tidak sesakit kemarin lusa dan pagi ini juga tidak sesakit sebelumnya. Padahal menu makanan saya sehari-hari ya cuma sayur, palingan ditambah tahu, tempe dan telor dan berbagai varian di antara ketiga itu. Ya pokoknya makanan saya selalu ada sayurnya lah. Ya mau makan apalagi, lha wong saya nggak makan daging. Tapi saya baru sadar kalau minggu ini saya KURANG MINUM. Nah, air itu sangat penting untuk menghidupi tubuh. Saya sadar bener ini, tapi karena minggu ini saya sibuknya minta ampun, saya sering lupa minum air putih [seingat saya, kemarin2 ini saya cuma minum jus stroberi dan teh]. Kalo dipikir2, pantesan….mata saya sering nyut-nyutan kalo kelamaan di depan komputer dan kepala sering pusing. Saya sudah coba istirahatin dengan tidur cepat dan banyak, tapi kok masih puyeng dan lemas juga ya. Ternyata saya baru ingat, saya sedikit sekali minum air putih. Tapi kalau yg namanya berak darah, ya kemungkinan paling besar sih gara2 saya jajan makanan yg jorok [padahal saya paling seneng jajan makanan murahan :P]. Palingan saya diinfeksi bakteri, atau amoeba kayaknya, soalnya saya mules2 juga dikit.

Kembali ke berak darah, pagi ini ketika buang hajat, saya terkejut waktu ada darah yg mengucur. Warnanya merah, segar. Seperti warna darah menstruasi hari pertama. Dan jumlahnya cukup banyak. Nah, berhubung anus saya tidak terasa sakit banget [palingan cuma perih dikit, sisa-sisa kemarin waktu buang hajatnya agak susah], saya masih bingung nih, ini darah keluar dari vagina atau anus? Entah memang saya yg bodoh atau karena “ilusi lobang” [maklum, memang begini jadi makhluk yg punya banyak lobang, sering tertukar, bagian mana yg sedang keluar], saya sebenarnya merasa bahwa vagina saya tidak mengeluarkan apapun, saya tetap mengasumsikan kalau ini memang darah menstruasi, didukung dengan jadwal mens saya yg memang jatuh pada tanggal belasan [walaupun terasa aneh, karena saya tidak merasakan nyeri di perut atau pegal2 pada pinggang seperti saya biasa rasakan di hari-hari awal mens]. Jadilah saya memakai pembalut hari ini. Dan betapa terkejutnya saya ketika menyadari bahwa hari ini vagina saya tidak mengucurkan apa-apa.

Kalau begitu memang anus saya yg berdarah.

Kedua lobang ini [saya menyebutnya lobang, bukan lubang, biar akrab ;)], vagina dan anus, pada perempuan letaknya memang bersebelahan. Meskipun bertetangga, tapi fungsinya sangat berkebalikan. Kalo yg satu [vagina] buat dimasukin, yg satunya lagi [anus] malah dipake buat ngeluarin. Yah kadang memang ada yg menggunakan lobang yg harusnya dipake buat ngeluarin, tapi dimasukin juga [baca: aktivitas seksual]. Yah, kalau ada yg melakukannya demi alasan rekreasional, yah silahkan, resiko kan ditanggung sendiri2 ini toh. Katanya sih enak, nggak tahu juga ya, saya terlalu takut dan sadar higiene buat mencobanya. Saya, untuk alasan apapun, kayaknya nggak akan pernah mau memasuki anus saya dengan apapun. Ih, beneran loh. Lha, liat saja, saya yg anusnya nggak pernah dimasuki apa-apa saja sudah berdarah. Apalagi kalo dipake buat yg lain. Ya saya tahu sendiri, karena kebetulan pernah mempelajari struktur dan perkembangan pada hewan, termasuk manusia [yah secara biologis kita ini hewan lohhh]. Kalau kata dosen saya [yg cukup saya percayai], semuanya itu terbentuk ada maksudnya. Anatomi mendukung fungsi. Yah Tuhan [yg nggak percaya Tuhan ya sebut saja alam] nggak asal bikin lah. Kenapa juga anus ini berbentuk mukosa yg tipis dan selapis, mensekresi mukus pula [yg nggak akrab sama istilah ini sebut saja lendir], makanya jadi licin-licin gimana gitu. Yah fungsinya dia memang untuk mengeluarkan hasil ekskresi [alias sampah metabolisme] atau aktivitas yg biasa kita sebut buang hajat itu tadi. Bayangin kalau nggak ada si mukus [alias lendir], keluarnya jadi seret dan susah, nah terus ujung-ujungnya sakit. Nah, makanya, ayo sekarang kita bersyukur dulu kita sudah diciptakan sempurna dan dianugerahi anus yang bermukus. Ini kenikmatan yg tidak bisa dibeli lho.

Mungkin karena si mukus juga yang bikin licin, namanya aja licin, ya pasti ada sensasinya, ya nggak? Beberapa dari kita jadi tergoda memanfaatkannya untuk beraktivitas seksual dengan harapan bakal terasa enak. Yang lain terserah, tapi kalau saya ngeri. Mau dibilang enak atau apa, terserah, saya tetap menolak mentah-mentah. Situ enak, sini yg ambeyen. Pokoknya lobang yg ini bukan restricted area, tapi benar-benar CLOSED area. Maret lalu, saya pernah menonton film Israel di Q Fest [klik disini] berjudul Good Boys, tentang seorang hooker gay yg diperkosa dan diperlakukan dengan biadab oleh seorang penculik, dan dipaksa melayani beberapa orang sekaligus. Setelah disodomi oleh beberapa lelaki, dia mengalami pendarahan. Saya merasa perih melihatnya, membayangkan di luar sana ada orang seperti itu, dianggap tidak berharga, dilecehkan dan diperlakukan dengan tidak manusiawi. Saya menolak penindasan! Apalagi penindasan terhadap anus. Kalau nggak mau anal sex jangan dipaksa dong!

Okay, kembali ke perlobangan. Lobang saya yg satu, vagina, memang biasa mengeluarkan darah tiap bulan [walaupun asal darahnya tentu dari dinding rahim yg meluruh]. Tapi kalau darah ini keluar dari lobang satunya, anus, ini namanya BAHAYA. Dan lebih berbahaya kalau darahnya bukan berasal dari anusnya, tapi dari perabot yg di dalam, bisa jadi usus besar [keliatan kan bedanya vagina dan anus? Kontras!]. Dan menyadari ini, saya PANIK bukan main. Biasanya saya cuek kalau sedang sakit, tapi saya TIDAK SUKA BERDARAH [lebih suka menonton orang lain yg berdarah :P]. Saya langsung sms teman saya, Siva, yg punya mamah dokter dan praktek juga di Bumi Medika Ganesha.

Notes: Bumi Medika Ganesha adalah klinik kesehatan kampus saya. Saya tidak pernah periksa ke klinik atau rumah sakit manapun di Bandung selain di situ, karena saya percaya fasilitas kesehatan sudah SEHARUSNYA murah. Setiap periksa, saya cukup membayar 5 ribu saja, ya 5 RIBU SAJA, dan saya diperiksa dokter berpengalaman serta mendapat obat yang lengkap dan tidak terhitung banyaknya [itu termasuk suplemen dan vitamin] yang berharga mencapai ratusan ribu rupiah. Semuanya itu seharga LIMA RIBU dengan prosedur yang sangat mudah. Mungkin ini satu hal [dan saya curiga cuma satu-satunya, hehe] yang saya sukai dari kampus saya, dia sudah bisa menerapkan yg namanya socialized medicine. Apa ya, pengobatan atau pelayanan kesehatan yang tersosialisasi. Aduh, ngerti nggak maksud saya? Murah lah pokoknya. Jadi kalau begini, saya masih bisa tahu kemana larinya duit hasil sumbangan teman2 saya yg masuk ke kampus saya ini lewat berbagai jalur. Saya sendiri waktu masuk ke kampus ini saya nggak menyumbang apa-apa, termasuk duit [seperti sudah bisa ditebak, saya percaya bahwa pendidikan sudah SEHARUSNYA murah], bermodal nol rupiah. Yah, mungkin saya cuma bisa menyumbang tampang dan kecerdasan :P

Setelah saya sms Siva dan menceritakan ciri-ciri pendarahan, dia mengatakan kalau saya kemungkinan terbesar kena ambeyen. Oh tidak! Tidak, tidak, tidak. Apapun, asal jangan itu! Yang saya tahu, sejak kecil, ambeyen adalah musuh utama setiap manusia normal. Jika kita terkena ambeyen, kita akan menghabiskan sisa hidup kita dengan ketidakbahagiaan dan ketidaknyamanan. Itu sih katanya. Tapi itu BERHASIL menakut-nakuti saya. Serius, saya panik beneran. Saya berusaha meyakinkan Siva bahwa darah yg mengucur tidak banyak, dan hanya sekali, dan sekarang pun saya tidak merasa sakit sama sekali. Perihnya tadi pagi hanya sebentar dan waktu buang hajat saja. Tapi Siva tidak kalah meyakinkan saya bahwa itu ambeyen. Saya cuma bisa menelan ludah. Getir. Lalu sibuk menerka-nerka, apa yaaaaa kira-kira penyebabnya???? Saya rajin makan sayur kok [walaupun minggu ini saya kekurangan air!] dan lobang saya yg ini [anus] juga tidak pernah dimasuki macam-macam. Yang terasa bagi saya hanyalah waktu buang hajat cukup sakit. Siva lalu mengingatkan bahwa saya tidak boleh makan yang pedas-pedas dan kebanyakan duduk. Yang pertama, saya memang nggak doyan-doyan amat makanan pedas [walaupun tanpa cabe sama sekali, akan terasa hambar]. Yang kedua, justru karena saking malasnya saya, saya jarang duduk dan sering TIDUR-TIDURAN! Heheheh. Makan sayur saya sudah rajin, tinggal minumnya saja yg dibanyakin. Siva lalu mengingatkan untuk tidak minum minuman bersoda, kopi dan alkohol. Kebetulan ketiga-tiganya saya nggak doyan [kecuali yg terakhir, sesekali tapi, sering juga saya mau kok, tapi nggak sekarang lah yaaa, kan ini lagi recovery lobang yg berdarah]. Siva juga bilang supaya saya nggak usah resah, karena adik dan pacarnya juga pernah mengalaminya. Dia bilang, obat yang paling manjur adalah mengonsumsi biji pepaya mentah, 10 biji sehari. Nah ya, berarti PR saya lumayan banyak [kalau mau sembuh]: GOOGLING SEMUA tentang ambeyen, minum air putih banyak-banyak, jangan kebanyakan duduk dan makan biji pepaya. Dan makan biji pepaya itu, percaya atau tidak, rasanya kayak neraka! Nggak enak banget!
Lalu kenapa juga saya ngomongin lobang kali ini? Ya nggak apa-apa toh, seenggaknya biar kalian yg punya lobang jadi aware sama lobang sendiri dan bersyukur si lobang nggak rewel. Bersyukur loh kita punya lobang. Lobang = kenikmatan!

4 komentar:

  1. kemarin juga kakak gue 3 hari berturut-turut tidak mampir ke studio...mungkin capek, pikir gue. tapi tidak, karena beberapa saat kemudian dia meng-sms ngabarin kalo dia lagi sakit. huhuhu kasian dehh....

    besoknya dia baru mampir dengan wajah yang terlihat sedikit kuyu..katanya kemaren dia baru sakit ambeyen! waaaahh dengan bersungut2 dia bercerita yang membuat gue bingung harus ketawa apa bersimpati :
    " sialan tuh dokter! masa gue disuruh nungging! terus lobang pantat gue disorot-sorot pake senter!! dokter geblek! udah gitu lubang pantat gue diolesin salep yang panas banget dan yang paling parah..masa dia masukin kapsul juga ke dalam lobang pantat gue..ampun dah! ga lagi-lagi ambeyen..! "
    dengan bersungut-sungut dia melempar jatah pizza gratis buat gue, dan ketika dia berjalan menuju motornya gue ngelihat kalo cara berjalannya masih sedikit aneh,..

    hehehe mila sayang, minum air putihnya yang banyak..gue nih jarang makan sayur, banyak makan bakso dan pedes2 tp minumnya air putihnya kaya onta..hehe selamat deh dari ambeyen :)

    BalasHapus
  2. ahh, cintaa, kyknya gw ga separah kakak lo deh. gw kan masih amnbeyen tahap ringan doang. plus, pas gw ke dokter dia ga bilang kalo itu ambeyen loh! itu kan baru asumsi temen gw doang [dan gw percaya, lagi]. klo kayak kakak lo gitu gilaa udah disalepin ama dimasukin kapsul mah haduhh kyknya dalemannya deh yg udah infeksi. klo gw kan baru anusnya doang yg robek. hehehe. ini gara2 gw pola boker gw yg ga bener. gw kan orangnya suka menunda-nunda pekerjaan, termasuk boker! huuuhh. tapi makasih ya sarannya/
    btw, curiga salep yg dipake kakak lo tuh salep yg dikasi dr dokter gw. HUAAAAAAAAA.

    BalasHapus
  3. Tetep deh slalu pake stilistika ala biologi! hahaaaaaa... Eh, lupa milla emang ahli biologi kan?!! Hahaaaaa.... oke deh lobangmu emang mantap, Mil! Hohoooooo

    BalasHapus
  4. yg namanya sains itu dekat sekali sama manusia loohh. hehehe. makasih ya kiki, kapan dong kita maen2 lagi. muach!

    BalasHapus